ASMIPA MENILAI LARANGAN STUDY TOUR KE LUAR DAERAH DINILAI TIDAK BIJAKSANA

 

 

Bacaan Lainnya

Gresik, (23/02/2025) — Ketua Umum *ASMIPA* ( Astana Mitra Pariwisata) Umi kulsum atau yang familier di panggil Bunda Shofi, angkat bicara, menyikapi larangan siswa untuk study tour ke luar daerah hingga pemecatan seorang kepala sekolah di jawa Barat.

 

Asmipa sebuah Organisasi Pariwata yang beranggotakan Pengusaha Pariwisata

-Hotel/ penginapan -Destinasi wisata

– Pusat oleh oleh

– Po bus / rent car

– Umkm

– Travel agent

-Tour lieder/ guide

-Driver pariwisata

 

Asmipa meminta kepada pemerintah daerah untuk mengkaji ulang larangan untuk study tour ke luar daerah khususnya buat DPR RI Komisi 10 bidang Pariwisata, Kementrian Pariwisata, DInas Pendidikan, Kementrian Umkm dan Pemangku jabatan yang membidangi terkait, karna jika larangan ini di ikuti oleh seluruh wilayah di Indonesia , kami pelaku pariwisata dan masyarakat akan sangat terdampak, diantaranya :

 

1,Pengangguran akan semakin banyak seperti

-driver pariwisata

-tour lider / guide

-biro perjalanan

 

2,Banyak pengusaha akan gulung tikar seperti :

-Hotel / penginapan

-Resto / catering

-PO bus / rent car

-Pusat oleh2

-Umkm

– Destinasi wisata

 

3, Akan terjadi kurang nya siswa mengenal kultur budaya dan sejarah di antar daerah , dan artinya sudah menghilangkan arti pelajaran dan edukasi tentang Bhineka tunggal ika.

 

4, Akan berdampak ke pendapatan pajak, yg sudah di ketahui Pengusaha pariwisata sumbangsih nya sangat besar, Jadi mengingat dampaknya sangat besar di masyarakat, sebaiknya aturan dan regulasi nya yang perlu di telaah lagi, Contoh :

 

Alasan orang tua keberatan karena biaya tinggi atau sering terjadi kecelakaan.

 

Siswa di bebaskan untuk mengikuti dan boleh tidak mengikuti jika tidak mampu ( atau di subsidi minta di support free atau discount husus buat yang benar benar tidak mampu ke travel agent, Siswa boleh tidak mengikuti jika merasa biro agent yg di pilih sekolah tidak memenuhi standart SOP Pariwisata.

 

“Stop..! sekolah menjadi panitia sendiri tanpa melibatkan biro agent yang profesional sesuaikan SOP, Sehingga para siswa benar benar mendapat pelayanan catering, hotel, bus,driver ,TL/ guide yang sesuai SOP wisata perjalanan, menghindari banyaknya komplain siswa ke orang tua perihal fasilitas yang tidak sesuai, termasuk transportasi sehingga rawan kecelakaan, dan tidak mengambil keuntungan yang terlalu memberatkan siswa.

 

“Bekerja samalah dengan biro agent atau pelaku usaha pariwisata yang sudah tergabung di organisasi pariwisata, sehingga bisa tau track record nya,, dan tidak rawan penipuan.

 

“Stop..! para biro yg memberikan peluang ke sekolah titip angka yang terlalu tinggi, sehingga memberatkan siswa dan otomatis pelayanan dan fasilitas siswa tidak sesuai ( para biro harus memberi ucapan trimakasih sewajarnya sesuai kelayakan dan kepantasan, termasuk meng free kan buat semua guru pendamping) sudah saatnya para biro agent merubah mensed,, tarung pelayanan, fasilitas, bukan hancur hancuran harga, yang ahirnya banyak dampak seperti saat ini,

 

“Gunakan biro lokal untuk pemberdayaan warga lokal di setiap perjalan, supaya tidak mudah di tipu mudah di awasi karena sudah saling mengenal ,dan meminimalisir perang harga, namun kualitas tidak di perhatikan, sehingga banyak timbul penipuan, dan kecelakaan

 

Semoga Masukan dari *ASMIPA ( Astana Mitra Pariwisata)* menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya,”pungkas Umi Kulsum/Bunda Shofi. (Red)

Pos terkait