Jakarta, Indolensa – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pentingnya perubahan doktrin peperangan bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar lebih relevan dengan tantangan zaman. Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI yang digelar di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat (31/1).
Agus menilai doktrin yang digunakan saat ini masih merupakan produk lama dan perlu diperbarui. Ia meminta jajaran Kodiklat TNI, termasuk Kodiklat Angkatan Darat, Laut, dan Udara, untuk bekerja keras dalam menyusun doktrin baru yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
“Mari kita berbuat, memang agak capek terutama dari Kodiklat TNI, Kodiklat Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, untuk mengubah beberapa doktrin peperangan kita. Doktrin yang kita gunakan masih produk lama,” ujar Agus.
Ia mencontohkan militer Australia yang rutin memperbarui doktrin peperangannya setiap tiga hingga lima tahun sekali. Bahkan, taktik infanteri negara tersebut telah mengalami perubahan total.
“Sedangkan kemarin saya ke Australia, taktik infanteri mereka 100 persen diubah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga mengimbau seluruh prajurit TNI agar tidak alergi terhadap perubahan dan berperan sebagai agen perubahan di lingkungan militer.
“Orang kita itu kalau ada perubahan, belum apa-apa sudah ngomel. Apalagi yang mau pensiun-pensiun itu. Kalau adik-adiknya punya ide, mereka enggak suka. Jadi kita semua harus jadi agen perubahan. Keluarkan ide yang bagus,” tegasnya.
Ia pun mendorong prajurit untuk mengusulkan gagasan inovatif yang didasarkan pada pengalaman dan tantangan di lapangan, guna memperkuat strategi pertahanan Indonesia.
Agus mengapresiasi evaluasi terhadap sejumlah taktik tempur TNI yang telah dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus). Ia yakin langkah ini dapat meningkatkan efektivitas operasi TNI di berbagai wilayah, termasuk dalam menghadapi ancaman dari kelompok bersenjata seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Sekarang kita sudah siap. OPM kalau mau menyerang kita, pasti akan berpikir dua kali. Kalau kita diserang, pasti mereka yang hancur,” tandasnya.
Dengan adanya rencana perubahan doktrin ini, TNI diharapkan mampu menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di masa depan.