Ambon, Indolensa — Rempah legendaris asal Kepulauan Maluku kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. PT. Kabong Tanipala Maluku (KTM), eksportir rempah asal Ambon, sukses mengirim 9,5 ton pala berkualitas tinggi ke Belanda pada Agustus 2025. Produk ini tidak hanya lolos ketatnya standar mutu Uni Eropa, tetapi juga meraih predikat High Premium Quality dari laboratorium penguji di Negeri Kincir Angin.
Prestasi ini mendapat perhatian langsung Kementerian Pertanian melalui kunjungan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, ke Kantor PT. KTM pada 1 Agustus 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan bahwa komoditas pala memiliki nilai ekonomi tinggi dan membutuhkan penanganan dari hulu hingga hilir untuk bersaing di pasar global.
“Mulai dari budidaya, panen, hingga pasca panen harus memenuhi standar mutu internasional. Pala Maluku punya potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan dunia,” ujar Abdul Roni.
Sejak berdiri, PT. KTM telah mengekspor lebih dari 50 ton rempah unggulan, termasuk pala ABCD, pala Shrivels, dan bunga pala (Mace Broken). Negara tujuan utama adalah Belanda pasar yang dikenal paling ketat dalam aspek keamanan pangan, khususnya terkait uji residu pestisida, aflatoksin, dan kadar air.
Direktur PT. KTM, Jose Hahury, mengungkapkan kepada media Indolensa.com di kediamannya, Sabtu (16/8/25), bahwa sebelum pengiriman, seluruh produk pala dan bunga pala menjalani proses quality sampling oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku (OKKPD). Proses ini berlangsung selama dua hari, mencakup pengambilan sampel dari tiga grade berbeda, kemudian dikirim ke laboratorium PT. Eurofins Angler Biochemlab di Surabaya untuk uji kualitas.
“Kami berkomitmen mengirimkan produk yang aman, berkualitas, dan layak bersaing di pasar internasional. Dari Maluku, rempah kita kembali harum di dunia,” kata Jose Hahury.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, turut memberikan apresiasi. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ekspor pala Maluku adalah bukti nyata pentingnya hilirisasi.
“Indonesia harus bertransformasi dari pengekspor bahan mentah menjadi pengolah dan pengekspor produk bernilai tambah tinggi. Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia mandiri dan berpengaruh secara global,” tegasnya.
Selain sebagai bumbu kuliner premium, pala dan bunga pala dari Maluku memiliki nilai tambah tinggi di industri minuman, obat-obatan, kosmetik, hingga makanan olahan. Minyak pala dikenal memiliki sifat antimikroba, sementara daging buah pala dapat diolah menjadi manisan, sirup, hingga selai.
Dengan keberhasilan ini, PT. Kabong Tanipala Maluku semakin mengukuhkan julukan Maluku sebagai “The Spice Islands” yang harum hingga ke meja makan dunia.
