Wahai, Maluku Tengah — Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, melakukan kunjungan resmi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai, Selasa (5/8/2025). Didampingi jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), kunjungan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga pemasyarakatan dalam mendukung proses pembinaan terhadap warga binaan.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan bahwa kehadiran kepala daerah di tengah aktivitas pemasyarakatan merupakan bentuk nyata dukungan dan perhatian yang berkelanjutan.
“Dengan terus bersinergi, kita dapat membangun citra Lapas bukan sekadar tempat penghukuman, melainkan sebagai ruang pembinaan dan pemberdayaan,” kata Victor.
Kunjungan dimulai dengan penyambutan resmi di area portir, dilanjutkan dengan peninjauan fasilitas utama seperti blok hunian dan sarana pembinaan. Dalam kesempatan itu, Bupati Zulkarnain juga berinteraksi langsung dengan para warga binaan dan meninjau galeri hasil karya mereka.
Meski luas Lapas terbilang terbatas sekitar 30 x 30 meter persegi dan berdempetan dengan permukiman serta sekolah dasar Bupati menegaskan komitmennya untuk mencari solusi jangka panjang guna mendukung optimalisasi fungsi pemasyarakatan.
“Kondisi lahan yang sempit tentu menjadi tantangan. Namun kami akan bahas langkah ke depan, termasuk opsi relokasi atau penguatan fasilitas yang ada,” ujar pria yang akrab disapa Bang Ojan.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kreativitas warga binaan yang menurutnya memiliki potensi ekonomi yang layak dikembangkan. Dalam kunjungan tersebut, Bupati menerima langsung sebuah gelang anyaman hasil buatan warga binaan dan mengamati miniatur Kapal Pinisi produk unggulan yang pernah diminati tokoh-tokoh nasional.
“Saya terkesan. Produk mereka bukan sekadar hasil keterampilan, tetapi mencerminkan proses pembinaan yang hidup dan memberi harapan,” tambahnya.
Dukungan serupa turut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Menurutnya, meski Lapas Wahai menghadapi keterbatasan ekstrem dari sisi infrastruktur, komitmen terhadap pembinaan tidak surut.
“Kami mengapresiasi perhatian Pemkab Maluku Tengah. Ke depan, dukungan seperti hibah lahan untuk relokasi menjadi sangat krusial agar pembinaan berjalan lebih maksimal,” tutur Ricky.
Kunjungan ini menandai pentingnya sinergi lintas sektor dalam memperkuat sistem pemasyarakatan, tidak hanya sebagai institusi penegakan hukum, tetapi juga sebagai ruang rehabilitasi sosial yang layak dan manusiawi.
