Program Makan Bergizi Gratis Perluas Jangkauan, Lansia Masih Belum Merata

Ambon, Indolensa – Pemerintah pusat terus mengembangkan program makan bergizi gratis sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting dan gizi buruk di Indonesia. Program ini diharapkan dapat menjadi kelanjutan dari pemberian makanan tambahan (PMT) yang selama ini sudah berjalan di posyandu bagi bayi, balita, dan ibu hamil dengan kekurangan gizi.

Program PMT selama ini sudah menjadi bagian dari layanan kesehatan rutin di berbagai kelurahan. Dengan pendanaan dari Kementerian Kesehatan melalui Puskesmas, setiap bulan ibu hamil dan anak-anak mendapatkan asupan tambahan untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Di sekolah, remaja putri juga diberikan tablet tambah darah guna mengurangi risiko anemia, yang merupakan faktor penting dalam pencegahan stunting sejak usia dini.

Namun, program bagi lansia masih belum merata. Beberapa kelurahan, sudah mulai memberikan susu untuk lansia, tetapi belum semua wilayah mendapatkan fasilitas serupa.

Program ini melibatkan pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan, Puskesmas, serta pemerintah daerah dalam pelaksanaannya. Di tingkat lokal, peran lurah dan aparat kelurahan sangat penting untuk memastikan distribusi makanan tambahan berjalan efektif.

Plt. Lurah Batu Meja, Debi Attamimi, S.IP., M.Si., menyampaikan harapannya agar cakupan program dapat diperluas.

“Dengan adanya program dari pemerintah pusat, diharapkan program ini dapat berkelanjutan dan mendukung upaya yang sudah berjalan di tingkat kelurahan. Namun, tentu diperlukan dukungan anggaran yang memadai agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak warga,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (06/02/2025).

Program makan bergizi gratis sudah berjalan di berbagai kelurahan di Ambon dan daerah lainnya. Namun, cakupannya masih terbatas, terutama bagi kelompok lansia, yang di beberapa daerah belum mendapatkan perhatian yang sama seperti bayi, balita, dan ibu hamil.

Program PMT sendiri sudah berjalan sejak lama dan dilakukan setiap bulan di posyandu. Sementara itu, program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat baru mulai diperkenalkan dan dikembangkan lebih luas untuk mencakup lebih banyak kelompok sasaran.

Pencegahan stunting dan gizi buruk menjadi prioritas nasional, mengingat dampaknya terhadap kesehatan dan perkembangan generasi muda. Dengan makanan bergizi yang cukup, bayi dan balita dapat tumbuh optimal, ibu hamil dapat melahirkan bayi sehat, dan lansia tetap memiliki daya tahan tubuh yang baik.

Namun, keterbatasan anggaran di tingkat kelurahan menjadi tantangan utama dalam memperluas cakupan program ini. Berbeda dengan desa yang memiliki Alokasi Dana Desa (ADD), kelurahan hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah kota, sehingga diperlukan dukungan lebih lanjut agar program ini dapat menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat.

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran tambahan untuk mendukung program ini agar bisa mencakup lebih banyak sasaran, termasuk lansia. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar setiap warga mendapatkan akses makanan bergizi yang cukup, demi meningkatkan kualitas hidup mereka.

Program makan bergizi gratis membawa harapan baru dalam pencegahan stunting dan gizi buruk di kelurahan. Meski masih ada tantangan, terutama dalam pemerataan bagi lansia, kolaborasi yang kuat diharapkan dapat membuat program ini lebih efektif dan berkelanjutan.