Surabaya, ILC— Adanya ketimpangan sosial yang terjadi selama ini dimana kemapanan dan kemakmuran segenap lapisan masyarakat yang kurang merata membuat Aktivis Surabaya, Eko Prianto yang lebih dikenal Eko Gagak terus berteriak, tak peduli siapa pemimpinnya, siapa Presiden, siapa Gubernur, siapa Wali kota maupun Bupatinya yang penting bisa menghantarkan negeri ini mencapai kemakmuran yang berkeadilan sosial.
“Presiden yang baru dilantik kemarin (20/10/2024) sepakat enggak sepakat hal itu sudah menjadi putusan yang harus dilaksanakan. Saat ini kondisi masyarakat masih ada diskriminasi dimana yang kaya tambah kaya, yang miskin ya bertambah miskin dengan banyaknya pengangguran.Yang punya jabatan ditambah masa jabatannya, dimana para pejabat dengan mudahnya pakai uang rakyat sementara rakyatnya nggak bisa pakai uang pejabat,” ungkap Eko Gagak saat ditemui sambil ngopi di Warkop Mampir Jl. Pagesangan Baru Surabaya, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, masyarakat miskin ini hidup sendiri seperti tidak ada yang peduli dimana banyaknya pejabat yang berkhianat dengan melakukan korupsi yang sudah menjadi tradisi karena mahalnya memperoleh jabatan.
“Ya kalau jadi pejabat nggak korupsi enggak asik, karena sudah tradisi,” sindir Eko Gagak.
Dirinya akan terus berteriak, didengar maupun tidak walaupun tidak dibayar tetap merasa iklas melakukannya sampai kapanpun tidak ada rasa lelah terus mengkritisi baik melalui media sosial maupun media online/cetak bahkan melakukan orasi langsung dimuka umum.
“Ya jadi kita tetap bersuara apapun kondisinya, siapapun pemimpinnya, puas atau tidak puas dan tetap bersuara untuk semuanya.Ya kan?” tegas Eko Gagak dengan santainya sambil menikmati segelas kopi.
Satu suara untuk Pilkada atau Pemilihan Umum semuanya untuk semua dalam Bhinneka Tunggal ika. Dengan Kepemimpinan yang baru apakah kondisi ini ada perubahan?
“Dalam pidato Prabowo saat pelantikan menegaskan akan bekerja dan mengabdi mengutamakan kepentingan semua rakyat, termasuk yang tidak memilihnya. Semoga hal ini menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia,” harap Eko Gagak.
Dengan Kepemimpinan yang baru berharap dapat memperbaiki konstitusi yang rusak saat ini dan semua pihak harus berani mengakui masih banyak kebocoran anggaran yang diperbaiki demi masa depan bangsa.
“Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran anggaran, penyimpangan, kolusi dan korupsi di antara pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan. Kita lihat program kerjanya selama 99 hari, apakah ada gerakan perbaikan,” tutup Eko Gagak menghabiskan kopi.(Red)