Maluku, Indolensa – Warga Naruwe dan Hatusua memboikot jalan raya di kedua dua Desa, dari pukul 10 : 00 Wit, hingga 12 : 00 Wit, tepatnya di jalan raya trans Seram, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Jumat (30/08/24).
Aksi Warga ini lantaran pasca di tutupnya PT. SIM yang berinvestasi di Kabupaten SBB selama kurang lebih lima tahun dalam proses pengelolaan perusahaan pisang abaka.
Tutupnya PT. SIM lantaran adanya problem yang terjadi dengan sekelompok warga masyarakat sehingga berdampak pada penutupan Perusahaan.
Akibat kesal warga masyarakat Desa Nuruwe lakukan aksi penutupan jalan dengan sejumlah ranting pohon.
Dalam kurung waktu satu jam sejak aksi dilakukan, akhirnya aksi tersebut berhasil di bubarkan oleh aparat setempat yang berasal dari Kapolsek Waisarisa, dan Polres yang di pimpin lansung oleh Kabag Ops Polres SBB AKP. Jafar Lessy.
Pada koordinasi pemerintah setempat yang dilakukan pada Balai Desa Naruwe, Sekda Kab. SBB A. Tuasun, mengajak warga masyarakat Desa Nuruwe untuk duduk bersama dan mendengarkan aspirasi masyarakan yang memblokade jalan.
Pertemuan tersebut, sejumlah warga menyampaikan berbagai keluhan dan tuntutan serta desakan kepada pemerintah daerah dan pihak keamanan serta pihak perusahan PT. SIM.
Warga meminta agar pemerintah darah segera mengambil langkah tegas dan cepat mengembalikan perusahan PT. SIM untuk tetap beroperasi melakukan aktifitas di SBB kususnya di daerah Desa Nuruwe dan sekitarnya.
Masyarakat selama beberapa tahun bekerja pada perusahan tersebut, di dapati sebuah perubahan ekonomi yang sangat siknifikan luar biasa naik, dan terjadi pertumbuhan ekonomi di Kab.SBB.
Kehidupan masyarakar lebih baik dari segi ekonomi. Namun masalah sengketa lahan menjadi problem antar kedua desa Naruwe dan desa waesamu yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan Sekda Kab. SBB A. Tuasun, dalam penyampaiannya menyampaikan problem yang terjadi merupakan kesalahan perusahan dalam melakukan aktifitas tidak ada koordinasi dengan pemerintah daerah.
Sekda berharap masyarakat dapat menahan diri dan memebrikan kesempatan pemerintah daerah dalam menyelesaikan hal ini, karena ini adalah kesepakatan yang perna di buat PJ. Bupati SBB dengan Pihak desa Waesamu.
Blokade jalan ternyata bukan pihak Desa Nuruwe saja namun di lakukan juga oleh pihak Desa Hatusua.
Kabag Ops dan Kapolsek Waisarisa juga mengharapkan agar masyarakat bisa menahan diri dan jangan gegaba. Tetap menjaga situasi Kamtibmas, karena ini dalam moment menjelang Pilkada.
Raja Nuruwe Siman Matital juga menyampaikan harapan kepada masyarakat agar bisa menahan diri, jaga kedamaian, dan berikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menindaklanjuti harapan masyarakat saat ini.