Apresiasi Media Massa 2025: OJK Maluku Tetapkan 7 Media Terproduktif dan Dorong Jurnalis Jadi Duta Literasi

Ambon, Indolensa – Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi insan pers dalam mengawal isu ekonomi dan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku menggelar acara Apresiasi Media Massa 2025. Kegiatan ini berlangsung khidmat di Kantor OJK Maluku, Ambon, Kamis (18/12/2025).

​Dalam ajang tahunan tersebut, OJK menetapkan tujuh perusahaan media di Maluku sebagai media terproduktif dalam menyebarluaskan informasi sektor jasa keuangan sepanjang tahun 2025.

​Berdasarkan pemantauan dan kontribusi pemberitaan, berikut tujuh media yang meraih penghargaan:

  • ​Harian Siwalima (Cetak)
  • ​Rakyat Maluku (Cetak)
  • Info Ambon (Online)
  • Global Timur (Online)
  • RRI Ambon (Radio/Lembaga Penyiaran Publik)
  • DMS (Radio/Elektronik)
  • TVRI Maluku (Televisi/Lembaga Penyiaran Publik)

​Selain ketujuh media di atas, sejumlah media massa lokal dan nasional lainnya juga menerima apresiasi atas konsistensi mereka mendukung program literasi OJK.

​Kepala OJK Provinsi Maluku, Andi Muhammad Yusuf, menegaskan bahwa media massa memiliki peran yang tak tergantikan, terutama dalam menghadapi dinamika industri jasa keuangan yang semakin kompleks, mulai dari transformasi digital hingga maraknya investasi ilegal.

​”Media bukan hanya mitra kerja, tetapi jembatan utama yang menghubungkan kebijakan kami dengan masyarakat. Literasi dan inklusi keuangan harus menjadi hak dasar seluruh masyarakat, termasuk di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar),” tegas Andi.

​Andi menjelaskan, tantangan geografis Maluku yang merupakan wilayah kepulauan menuntut penguatan edukasi yang masif. Hingga akhir 2025, OJK Maluku telah berhasil menjangkau hampir 100 ribu masyarakat di 11 kabupaten/kota melalui berbagai kegiatan edukasi baik luring maupun daring.

​Melalui momentum ini, OJK berharap jurnalis tidak hanya sekadar pelapor berita, tetapi juga mampu bertindak sebagai Duta Literasi Keuangan. Peran ini krusial untuk membantu masyarakat, terutama pelaku usaha mikro di sektor perikanan dan pertanian, agar lebih waspada terhadap praktik keuangan ilegal dan mampu memanfaatkan produk jasa keuangan yang tepat.

​”Kolaborasi ini diharapkan terus terjaga demi membangun sistem keuangan yang sehat, transparan, dan terpercaya di Maluku,” pungkasnya.