Bupati Malteng Tekankan Pemanfaatan SDA Berimbang dan Pelestarian Lingkungan di Kobisonta

Ambon, Indolensa – Bupati Maluku Tengah (Malteng), , menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan pelestarian lingkungan dalam pembangunan kawasan transmigrasi Kobisonta, Kecamatan Seram Utara Timur Seti.

Penegasan tersebut disampaikan Bupati dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan, Sahlul Ihksan, saat Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) Hasil Ekspedisi Patriot di Kawasan Transmigrasi Kobisonta, Selasa (2/12/2025).

FGD ini digelar sebagai bagian dari upaya merumuskan arah pembangunan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan, berbasis data dan kajian ilmiah, sekaligus responsif terhadap kondisi sosial, budaya, dan ekologi setempat.

Dalam sambutannya, Bupati Zulkarnain menekankan bahwa pembangunan Kobisonta tidak boleh hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga harus menjaga kelestarian lingkungan serta menghormati adat dan budaya masyarakat lokal.

“Ekologi harus dijaga, adat dan budaya masyarakat lokal harus dihormati, dan yang paling penting adanya kolaborasi antara masyarakat adat, komunitas transmigran, pemerintah, dunia usaha, dan akademisi,” tegas Bupati.

Ia menilai, kolaborasi multipihak menjadi kunci utama dalam pengelolaan kawasan transmigrasi agar tidak menimbulkan konflik sosial maupun kerusakan lingkungan di kemudian hari.

Melalui FGD ini, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah berharap dapat merumuskan sejumlah rekomendasi strategis, di antaranya rencana aksi pembangunan kawasan transmigrasi berbasis data dan ilmu pengetahuan, konsep pengelolaan ruang yang selaras dengan fungsi kawasan lindung dan konservasi, strategi pemberdayaan ekonomi berbasis kearifan lokal, serta model pembangunan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.

Pemkab Malteng, lanjut Bupati, berkomitmen menjadikan Kobisonta sebagai kawasan transmigrasi yang maju secara ekonomi, hijau secara ekologis, dan kuat secara budaya.

“Mari kita jadikan forum ini sebagai ruang dialog terbuka untuk menyatukan pikiran dan langkah bersama, karena masa depan Kobisonta adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

FGD ini menjadi bagian penting dari perencanaan pembangunan jangka panjang Maluku Tengah, khususnya dalam memastikan bahwa pengembangan kawasan transmigrasi berjalan selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.