Ambon, Indolensa – Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Nusantara Jaya Provinsi Maluku secara resmi melepas 76 kontingen Duta Qasidah yang akan berjuang di Pemilihan Duta Qasidah Tingkat Nasional Tahun 2025. Acara pelepasan berlangsung penuh kebanggaan dan haru di lantai 7 Kantor Gubernur Maluku pada Senin (01/12/2025), dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum LASQI Nusantara Jaya Provinsi Maluku Hj. Rohani Vanath, pimpinan masyarakat, lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku, pengurus Pergerakan Madrasah (Medaka), tokoh keagamaan, serta seluruh anggota kontingen.
Rohani Vanath, dalam sambutannya, menegaskan bahwa keberangkatan kontingen yang berjumlah total sekitar 100 orang (76 peserta dan 30 pengurus/pendamping) ini bukan sekadar agenda kompetisi, melainkan membawa misi besar: budaya, dakwah, dan identitas daerah.
“Kita tidak hanya mengirimkan wakil untuk berkompetisi, tetapi juga mengirimkan jati diri daerah Maluku Negeri Para Raja yang religius, kreatif, dan berbudaya,” tegas Rohani.
Ia menekankan bahwa qasidah memiliki nilai dakwah dan pendidikan moral. “Qasidah adalah media dakwah yang lembut, jembatan yang menyatukan seni, syiar Islam dan budaya. Di era yang serba cepat ini, qasidah menjadi penyejuk hati agar kita tidak tercabut dari akar-akar keimanan,” ujarnya.
Kontingen yang berasal dari Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Timur, dan Kabupaten Buru ini akan bertanding pada 11 kategori lomba, yang mencakup semua mata lomba utama LASQI:
- Kontemporer: 20 peserta
- Rebana Klasik (dewasa & remaja putra–putri): 44 peserta
- Pop Religi & BIVO (Bintang Vokalis Qasidah Qambus kategori anak-anak, remaja & dewasa): 12 peserta
Setelah sukses di Festival LASQI Tingkat Provinsi bulan Oktober lalu, para peserta telah berkumpul di Ambon dan menjalani pelatihan intensif, bahkan mengasah suaranya hingga larut malam di Asrama Haji.
Persiapan vokal dan musik kontingen Maluku ditangani oleh profesional ternama, termasuk Ibu Selly (Juara Golden Memory) dan Bapak Rony Lopis (guru musik terkenal). Kehadiran pelatih kaliber ini meningkatkan keyakinan tim untuk membawa pulang gelar juara.
Meskipun harapan meraih juara sangat tinggi, Rohani Vanath menyampaikan pesan yang mengutamakan etika dan proses.
“Seorang duta bukan hanya juara di panggung, tetapi juga juara dalam etika. Menang adalah bonus, tetapi pengalaman dan persaudaraan adalah harta yang tak ternilai,” pesannya.
Kontingen direncanakan berangkat pada 2 Desember, beristirahat sehari, dan siap bersaing di tingkat nasional mulai 4–8 Desember.
Selain kompetisi, LASQI Maluku juga meluncurkan rencana jangka panjang yang menarik. Mengingat dana LASQI bersumber dari APBD, bakat peserta akan dikembangkan lebih lanjut, bahkan ada rencana program “Lasqi Go to School”. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak pada gadget dan mencegah keterlibatan dalam perkelahian.
”Kita mau anak-anak Maluku jadi pemimpin suara, bukan pemimpin kerusuhan!” tutup Rohani dengan senyum, sebelum acara ditutup dengan doa bersama untuk kelancaran perjalanan dan kesuksesan kompetisi.
