AMBON, INDOLENSA.COM – Di balik rimbunnya tanaman dan kerasnya batu karang yang membentuk landskap Dusun Batu Tagepe dan dusun Karang-Karang, Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, tersimpan kisah perjuangan bertahun-tahun melawan lumpur. Namun, kegigihan itu kini berbuah manis. Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), yang dimotori oleh Kodim 1504/Ambon, berhasil menyulap jalan setapak yang becek menjadi akses vital, membuka gerbang ekonomi dan kemudahan pendidikan bagi dusun yang dikenal sebagai sentra agrobisnis ini.
Pada Sabtu, 11 Oktober 2025, rasa syukur mendalam meluncur dari lisan warga dan perangkat dusun, menandai keberhasilan kolaborasi “Tentara Masyarakat Desa” ini.
Kepala Dusun Batu Tagepe dan Dusun Karang-Karang, Pak Amadin, mengungkapkan betapa sentralnya TMMD bagi hajat hidup warganya. Ia menjelaskan, 60% dari 68 KK di dusun ini adalah petani, yang selama enam tahun terakhir berusaha memajukan sektor ekonomi.
“Kami sangat bersyukur karena bantuan TMMD ini memiliki manfaat ganda: mempermudah akses pertanian warga dengan motornya untuk membawa hasil panen, dan juga mempermudah akses ke area pemakaman. Jalan ini adalah urat nadi utama masalah pertanian,” tegas Pak Amadin.
Sebelumnya, kesulitan akses langsung berdampak pada efisiensi ekonomi. Dengan jalan yang mulus, petani kini lebih mudah mengambil sayuran dengan gerobak atau motor mereka, secara signifikan menekan biaya dan waktu tempuh.
Pak Amadin juga menggarisbawahi semangat manunggal yang terwujud di lapangan. “Kalau untuk masyarakat saya, semua berpartisipasi mendukung program ini,” ujarnya.
Mengenai kerusakan jalan di luar proyek TMMD, ia menyatakan bahwa Pemerintah telah mengambil langkah proaktif. “Kami membangun kerjasama dengan pemerintah desa untuk membangun segala aktivitas, berupa jalan yang sedikit ada kerusakan kita akan coba perbaiki pelan-pelan,” jelasnya.
Dampak paling menyentuh dirasakan oleh Ibu Lia (34), warga yang juga menjabat sebagai RT/RW 003/006. Ia menceritakan betapa sulitnya anak-anak sekolah yang harus melewati jalan becek, khususnya menuju sekolah di Dusun Talaga Kodok.
“Pak Katung paling setengah mati terutama anak sekolah. Kalau hujan, mereka susah bisa pakai sepatu dari rumah. Lepas sepatu, sepatu pakai plastik, bungkus plastik baru pergi ke sekolah,” kenang Ibu Lia dengan haru. “Sekarang, dengan adanya jalan ini, kami merasa bersyukur sekali. Anak sekolah mempermudah, kita yang berjalan kaki untuk jual roti, kita bisa senang-senang.”
Kemudahan ini tidak hanya mengubah logistik sehari-hari, tetapi juga memulihkan martabat warga dan memberikan kenyamanan psikologis, terutama saat menghadapi musibah.
Pak Amadin dan Ibu Lia secara serempak menyampaikan apresiasi tertinggi kepada Satgas TMMD, terutama Kodim 1504/Ambon.
Pak Amadin melihat kolaborasi ini sebagai terjemahan langsung dari semangat TNI-AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat) yang hadir di tengah kesulitan rakyat. “Mereka merasa tersentuh untuk membangun jalan agar pemakaman itu berjalan dengan lancar, tidak kalau hujan becek tidak ada lagi begitu,” katanya, merujuk pada dampak kemanusiaan pembangunan jalan.
Ibu Lia menutup dengan harapan agar sinergi ini berkelanjutan. “Apresiasi terbesar pokoknya syukur-syukur Alhamdulillah, itu saja. Mudah-mudahan ke depannya dong bisa kembali untuk kita, kembali membangun apalah yang ada di kampung ini,” harapnya.
TMMD di Karang-Karang dan Batu Tagepe bukan sekadar proyek fisik, melainkan jembatan yang potensi ekonomi dusun dengan pasar, sekaligus mengakhiri kisah pilu anak-anak sekolah yang harus berteman lumpur. Ini adalah wujud nyata kemanunggalan TNI dan rakyat dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di Kota Ambon.
