Suara Nurani dari Huamual: Penambang Cinnabar Ikrarkan Komitmen Tolak Racun Merkuri Demi Anak Cucu

Iha-Luhu, SBB, Indolensa — Di lereng Gunung Batu Tembaga, sebuah lokasi yang belakangan menjadi pusat hiruk-pikuk penambangan rakyat ilegal batu cinnabar, kini bergaung deklarasi yang menandai babak baru kesadaran lingkungan. Komunitas penambang lokal, yang selama ini bergantung pada aktivitas ilegal tersebut, akhirnya mengikrarkan janitmenolak penggalian batu cinnabar dan pengolahannya menjadi merkuri.

​Aktivitas tambang rakyat ilegal cinnabar di Desa Iha dan Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), memang telah menjadi dilema pelik. Meskipun kerap ditertibkan aparat keamanan, kegiatan ini tak pernah surut. Kurangnya edukasi dan sosialisasi yang memadai dari Pemerintah Daerah SBB justru memicu masyarakat dari Iha, Luhu, dusun sekitar Huamual, bahkan Kota Ambon, menjadikannya mata pencaharian utama.

​Cinnabar, material mineral yang menjadi incaran, sesungguhnya adalah sumber utama merkuri (raksa) logam berat yang dikenal sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup, termasuk manusia. Jika dibiarkan berlanjut tanpa pengawasan, dampak buruk racun merkuri terhadap lingkungan sekitar dan kelangsungan hidup masyarakat setempat, terutama yang berdekatan dengan lokasi penambangan, sudah di depan mata.

​Kondisi inilah yang pada akhirnya mendorong munculnya kesadaran kolektif. Untuk mencegah kerusakan lingkungan yang semakin meluas dan melindungi kesehatan masyarakat, terutama generasi penerus, diperlukan sikap tegas dari semua komponen masyarakat.

​Inisiatif krusial untuk menghentikan kegiatan berbahaya ini datang dari peran sentral para pemimpin adat. Raja dari Negeri Iha dan Raja dari Negeri Luhu, bersama staf dan perangkat kedua negeri, memainkan peranan penting dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk meninggalkan praktik penambangan cinnabar.

​Puncak dari upaya persuasif ini terjadi pada akhir bulan Agustus 2025. Para penambang, yang mayoritas adalah warga lokal, secara tegas dan sukarela mendeklarasikan komitmen bersama. Mereka menyatakan dukungan penuh kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk menertibkan tambang batu cinnabar dan menolak keras segala bentuk pengelolaan batu cinnabar menjadi merkuri di wilayah mereka.

​Deklarasi ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah ikrar kolektif yang berlandaskan pada kesadaran akan kesehatan dan keselamatan anak cucu. Deklarasi ini menjadi penanda bahwa masyarakat Huamual telah memilih untuk memprioritaskan kelestarian lingkungan dan masa depan generasi, menjadikan suara nurani sebagai panduan utama dalam menjaga tanah leluhur dari ancaman racun merkuri.