Suasana penuh semangat kebersamaan dan kekeluargaan begitu kental terasa saat para prajurit TNI dan warga jemaat bahu-membahu mengaduk semen dan menuangkan coran. Gotong royong ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan rumah ibadah tersebut bukan sekadar proyek fisik, melainkan sebuah ikhtiar bersama untuk merawat persaudaraan di tanah Papua.
Pendeta Jemaat Gereja Betel tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya melihat progres yang cepat dan soliditas yang terjalin.
“Kami sangat bersyukur karena pembangunan Patung Yesus ini dapat berjalan lancar. Dukungan dan tenaga dari bapak-bapak TNI sangat membantu dan meringankan beban jemaat di sini,” ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Di lain pihak, Komandan Batalyon Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, kembali menegaskan bahwa komitmen satuannya melampaui tugas pengamanan wilayah. Menurutnya, membantu kesulitan dan mendukung aspirasi masyarakat adalah panggilan tugas yang tak terpisahkan.
“Pengecoran Patung Yesus ini menjadi simbol kasih dan persaudaraan. Kami berharap, melalui pembangunan ini, iman masyarakat semakin dikuatkan dan kebersamaan antara TNI dan rakyat tetap terjalin erat,” tutur Danyon dalam pesannya.
Kegiatan yang sarat makna ini ditutup dengan doa bersama, memohon kelancaran dan berkat Tuhan agar setiap tahap pembangunan Patung Yesus dapat berjalan dengan baik hingga rampung dan menjadi ikon spiritual baru yang menguatkan masyarakat Nduga.
