Ambon, Indolensa – Perkumpulan Pengembang dan Pelestari Kearifan Lokal Bumi Indonesia Jaya (P3KLBIJ) resmi memulai kiprah perdananya lewat Workshop Pelatihan Bisnis dan Wirausaha bertema “Menjaga Kearifan Lokal dan Mengembangkan Kreativitas untuk Pelaku Usaha”.
Kegiatan berlangsung Sabtu (23/8/25) di kantor Ketua Umum P3KLBIJ, Dr. (Cand) Yashmin Seiff, SE, SH, MBA, Aest Dipl. M.Kn, di Perumahan BTN Waitatiri, Salahutu, Maluku Tengah.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Jais Elly, Ketua RT setempat, serta 25 peserta dari Kota Ambon dan sekitarnya sebagian besar pelaku UMKM dan warga yang antusias mengembangkan usaha berbasis kearifan lokal.
Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan mengolah daun kelor menjadi produk pangan bernilai jual, salah satunya keripik pisang daun kelor.
Selain praktik langsung, narasumber juga menjelaskan manfaat kesehatan kelor yang kaya antioksidan, vitamin A, dan vitamin C.
Instruktur kesehatan, Rosari dari Pekanbaru, turut memberikan materi secara daring melalui Zoom. Sementara itu, Michael Maliholo, musisi Maluku dari Graha Nada Jaya, ikut berbagi pengalaman tentang peran pemuda dalam mengangkat kearifan lokal melalui seni dan kreativitas.
“Target utama kami adalah masyarakat, terutama anak-anak, agar bisa menikmati camilan sehat berbahan lokal. Permintaan sudah banyak, bahkan ada yang menonton langsung via live streaming dari luar negeri,” ujar Yashmin kepada awak media, Minggu (24/8/25).
Workshop ini disiarkan langsung lewat akun TikTok Bumi Indonesia Jaya, dan mendapat respons positif penonton dari Jepang, New Zealand, hingga Swiss.
Selain produk pangan, peserta juga diperkenalkan pada kerajinan berbasis daur ulang, tenun tradisional, batik, hingga produk kecantikan alami seperti sabun herbal, aromaterapi, dan lulur.
Semua diarahkan agar memenuhi standar higienis dan siap bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Organisasi yang baru berusia tiga minggu ini telah menyusun AD/ART, visi-misi, dan sedang menyiapkan akta notaris untuk pengesahan badan hukum.
P3KLBIJ menargetkan menjadikan Maluku sebagai pusat (DPP) dan memperluas kepengurusan ke 38 provinsi di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Maluku, Jais Elly, yang juga menjadi Dewan Pakar P3KLBIJ, menyatakan dukungan penuh.
“Kami berharap P3KLBIJ segera disahkan agar bisa bersama pemerintah mengembangkan kearifan lokal di bumi raja-raja ini,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Samuel Simatang, Ketua RT setempat.
“Program ini bisa jadi jalan bagi anak-anak muda untuk punya usaha sendiri. Jangan sampai mereka terjerumus pada hal-hal yang tidak produktif,” katanya.
Sementara salah satu peserta, Ny. Martha Omi Kudubun dari Negeri Suli, berharap kegiatan ini berlanjut.
“Kami ingin karya-karya lokal semakin dikembangkan agar bisa menjadi peluang wirausaha,” ujarnya.
Ke depan, P3KLBIJ menargetkan pelatihan untuk ibu rumah tangga, remaja, penyandang disabilitas, komunitas bank sampah, hingga warga binaan lapas.
Dengan semangat pelestarian budaya, kreativitas, dan kemandirian ekonomi, organisasi ini ingin menjadikan kearifan lokal sebagai fondasi membangun daya saing bangsa.
“Pemerintah daerah kami harapkan hadir mendampingi, seperti orang tua membimbing anaknya. UMKM butuh arahan agar bisa bersaing hingga tingkat internasional,” tegas Yashmin.
