Raja Ameth Dorong Transparansi dan Lapangan Kerja Lewat Koperasi Merah Putih dan BUMDes

Ameth, Indolensa – Raja Negeri Ameth, Benfris Karesina, menegaskan komitmennya untuk memastikan program ekonomi rakyat berjalan transparan dan bermanfaat luas bagi masyarakat. Salah satu fokus utama adalah penguatan Koperasi Merah Putih yang kini sudah siap beroperasi, serta kolaborasi dengan BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

“Administrasi Koperasi Merah Putih sudah lengkap, tenaga kerja juga sudah siap. Tinggal menunggu penyaluran dari pemerintah pusat, baru langsung disalurkan ke Kopdes,” ungkap Raja, di ruang kerjanya, Jumat (21/8/2025).

Ia menekankan, transparansi menjadi syarat mutlak dalam setiap program ekonomi. “BUMDes saja saya transparan. Jadi Koperasi Merah Putih pun harus begitu. Supaya jangan ada dusta di antara kita, jangan sampai masyarakat bilang ini hanya makan uang rakyat. Beta ingin bekerja bersama-sama dengan masyarakat untuk memajukan negeri ini, bukan hanya duduk sebagai raja,” tegasnya.

Raja menjelaskan, potensi terbesar Negeri Ameth ada pada sektor kelautan. Karena itu, koperasi akan fokus pada pengelolaan bagan (alat tangkap ikan), yang diyakini bisa menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran.

“Kalau satu bagan saja butuh 20 sampai 30 orang, maka angka pengangguran di Ameth bisa turun drastis. Masyarakat pun bisa menjual hasil tangkapan langsung di Ameth, dengan harga yang ditentukan Koperasi dan BUMDes, tanpa harus ke luar,” ujarnya.

Selain sektor laut, Negeri Ameth juga mengandalkan hasil perkebunan kelapa untuk produksi kopra. Sementara itu, BUMDes telah lebih dulu menjalankan program peternakan ayam petelur, dengan pakan yang diproduksi sendiri dari jagung hasil tanam warga.

“Kalau kita lihat dari ujung kampung sampai ujung kampung, mungkin hanya satu-dua orang saja yang belum bekerja. Itu karena semua sudah terserap dalam program BUMDes maupun kegiatan masyarakat,” tutur Raja.

Tak hanya fokus pada nelayan dan petani, Pemerintah Negeri Ameth juga mendorong pemberdayaan kaum perempuan melalui pelatihan PKK. Tahun lalu, PKK telah memulai pelatihan membatik, dan tahun ini dijadwalkan pelatihan tenun kain tradisional bekerja sama dengan pengrajin dari Negeri Tananahu.

“Semua ini supaya angka pengangguran terus menurun, dan juga untuk menjaga negeri tetap aman dari konflik. Kalau masyarakat sibuk bekerja dan berdaya, maka tidak ada ruang untuk perselisihan,” tutup Raja.

Dengan sinergi Koperasi Merah Putih, BUMDes, dan program pemberdayaan masyarakat, Negeri Ameth meneguhkan diri sebagai salah satu contoh desa yang menggerakkan ekonomi kerakyatan secara inklusif dan transparan.