Truk dan Bus Belum Diizinkan Lewat, Jembatan Kawanua Masih Rawan Runtuh

AMBON, Indolensa – Sehari setelah sempat ditutup akibat diterjang banjir, jembatan darurat Way Kawanua di Desa Sounolu, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, kembali dibuka pada Selasa (5/8/2025). Namun, demi keselamatan, pembatasan lalu lintas masih diberlakukan di jembatan yang berdiri di jalur vital Trans Seram tersebut.

Kendaraan roda dua dan mobil pribadi kini sudah diizinkan melintas, namun truk dan bus, termasuk Damri, masih dilarang melintasi jembatan karena dikhawatirkan berat beban akan membuat struktur jembatan roboh.

“Motor sudah bisa lewat, tapi truk dan mobil besar belum. Kami masih memperbaiki tiang penyangga yang sempat lepas akibat banjir,” ujar Kepala Satuan Kerja Wilayah II BPJN Maluku, Toce Leuwol, saat dihubungi Media Indolensa, Selasa siang.

Banjir yang terjadi pada Senin (4/8/2025) menggerus oprit jembatan dan membuat salah satu tiang bentang utama terlepas. Hal itu sempat membuat akses Trans Seram lumpuh total, menghambat pergerakan orang dan logistik antara Maluku Tengah dan empat kecamatan di Seram Bagian Timur.

Kapolsek Tehoru, Iptu Affan Slamet, menyebut bahwa mobil pribadi sudah bisa melintasi jembatan, tetapi truk, kendaraan roda enam, dan angkutan umum masih harus menurunkan penumpang di sisi jembatan.

“Penumpang bus turun, menyeberang jalan kaki, lalu naik kendaraan lain di sisi seberangnya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa warga dan aparat masih terus memperkuat jembatan darurat, mengganti papan-papan lapuk serta mengevaluasi beban strukturalnya agar lebih aman dilintasi saat cuaca ekstrem.

BPJN Maluku mengimbau warga untuk bersabar dan mengutamakan keselamatan. Pemulihan penuh jembatan baru dapat dilakukan setelah volume air Sungai Nua menurun dan cuaca lebih stabil.

“Ini bukan hanya soal akses, tapi soal nyawa. Jangan ambil risiko hanya karena ingin buru-buru,” tegas Toce.

Pemerintah daerah bersama aparat kepolisian juga diminta meningkatkan pengawasan agar kendaraan berat tidak nekat melintas sebelum ada izin resmi.

Jembatan Way Kawanua bukan sekadar lintasan, tapi nadi perhubungan lintas kabupaten di Pulau Seram. Kerapuhan infrastruktur dasar seperti ini menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana tidak cukup dengan respons reaktif, tapi harus dimulai dari desain dan pembangunan yang tahan iklim ekstrem. Pemerintah pusat dan daerah perlu merumuskan langkah strategis jangka panjang untuk memastikan jalur vital ini tidak kembali terputus di masa mendatang.