MASOHI, INDOLENSA – Sebuah angkutan kota terguling di kebun singkong di Jalan Trans Seram, tepatnya kawasan Polapa, Desa Soahuku, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (4/8/2025) petang. Peristiwa ini diduga dipicu kelalaian sopir yang mengemudi dalam keadaan mabuk, menyebabkan tiga penumpang terluka.
Kepolisian setempat menyebut, angkot dikemudikan oleh Rivan Kamal (40) dan tengah membawa tiga penumpang dari Kota Masohi menuju Desa Administratif Yainuelo.
“Sopir diduga mengemudi dalam kondisi tidak sadar akibat pengaruh alkohol. Kendaraan hilang kendali dan terguling ke kebun singkong,” ungkap Kasi Humas Polres Maluku Tengah, Iptu Ahmad Yani Rumasoreng, Selasa (5/8/2025).
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.15 WIT saat angkot keluar jalur dan melaju ke arah kanan jalan sebelum akhirnya masuk ke areal perkebunan milik warga dan terguling dengan posisi miring ke kanan.
Ketiga penumpang yang menjadi korban adalah Rivali (35), Ariel Jalil (20), dan Rahul Sangadji (20). Mereka mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Amahai, sebelum diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
“Evakuasi korban dibantu warga sekitar. Beruntung tidak ada korban jiwa,” tambah Ahmad.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sopir untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga mengingatkan para pengemudi angkutan umum agar lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
“Mengedepankan keselamatan penumpang adalah tanggung jawab moral dan hukum. Mengemudi dalam keadaan mabuk adalah pelanggaran serius yang membahayakan nyawa,” tegas Ahmad.
Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan lalu lintas akibat human error dan perilaku sembrono pengemudi. Meski tak menelan korban jiwa, peristiwa ini menyisakan pelajaran penting: keselamatan berkendara adalah prioritas, bukan pilihan.
Kecelakaan yang dipicu alkohol bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan publik terhadap layanan transportasi umum. Penegakan hukum terhadap pelanggaran ini harus berjalan beriringan dengan edukasi berkelanjutan bagi para sopir angkutan penumpang, agar jalanan kita tak berubah jadi arena taruhan nyawa.
