Ambon, Indolensa – Ketidakjelasan mekanisme dana bagi hasil dari eksploitasi Blok Masela kembali disoroti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku. Anggota DPRD dari Fraksi Partai Golkar, Anos Yermias, menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Maluku masih sangat elitis dan tersentralisasi di Jakarta.
“Blok Masela itu ada di wilayah kami, tapi kebijakan pengelolaan sepenuhnya diatur dari pusat. Kami di daerah seperti hanya menjadi penonton,” tegas Anos saat diwawancarai di Kantor DPRD Maluku, Selasa (25/7/2025).
Menurutnya, potensi SDA Maluku sangat besar, namun hingga kini masyarakat lokal belum benar-benar merasakan manfaat dari eksploitasi yang dilakukan, baik di sektor migas maupun pertambangan lainnya.
Anos mengkritisi narasi yang dibangun pemerintah pusat terkait dana bagi hasil yang diklaim diberikan ke daerah, namun kenyataannya tidak transparan dan tidak berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
“Publik sering dibungkus narasi seolah-olah daerah mendapat porsi adil. Faktanya, dana itu tak jelas juntrungannya. Di Seram Timur, sektor migas sudah dieksploitasi bertahun-tahun tapi sampai hari ini kita tidak tahu berapa dana yang masuk ke daerah,” ujarnya.
Politisi Golkar ini juga memberi apresiasi kepada Fraksi PDI Perjuangan yang turut bersuara keras soal ketimpangan ini. Ia menilai, konsistensi suara kritis antarfraksi penting untuk mendesak pemerintah pusat agar tidak mengabaikan hak masyarakat Maluku sebagai pemilik sumber daya.
“Kami berharap, suara lintas partai ini bisa jadi tekanan politik yang serius ke pemerintah pusat. Sudah saatnya daerah diberi peran dan kejelasan dalam pembagian hasil kekayaan alamnya sendiri,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Anos mengingatkan agar proyek Blok Masela tidak hanya menjadi “proyek ilusi” yang gemerlap di atas kertas, tapi nihil manfaat di lapangan.
“Mudah-mudahan Blok Masela bukan sekadar proyek raksasa yang hanya memperkaya investor. Kami hanya bisa mendoakan agar rakyat Maluku tidak terus jadi korban kebijakan yang elitis dan eksploitatif,” tutupnya.
