Ambon, Indolensa — Kota Ambon tak pernah benar-benar tidur. Di balik lengangnya jalanan selepas senja, puluhan personel Direktorat Samapta Polda Maluku menyusuri tiap sudut kota lewat Patroli Perintis Presisi yang intens digelar setiap malam hingga dini hari. Tujuannya satu: memastikan Ambon tetap aman, damai, dan bebas dari gangguan Kamtibmas.
Senin malam hingga Selasa dini hari (21–22 Juli 2025), pasukan patroli yang dipimpin oleh Aipda Maikel Tuhuleruw itu menelusuri rute strategis mulai dari Mako Samapta Tantui, melewati kawasan Batu Merah, Belakang Soya, Taman Pattimura, Ay Patty, Tugu Trikora, hingga kembali ke markas lewat Pasar Mardika dan Ongkoliong.
Kegiatan patroli dilakukan tidak hanya menggunakan kendaraan roda enam, tetapi juga dengan menyusuri trotoar dan titik rawan secara berjalan kaki. Setiap persimpangan, halte, pangkalan ojek, hingga sudut gelap perkotaan, disambangi satu per satu.
“Kami menyapa, berdialog, dan mengajak warga, khususnya anak muda, untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi bagian dari penjaga ketertiban kota,” terang Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. Rositah Umasugi, S.I.K.
Tak jarang, personel berhenti untuk memberi imbauan langsung kepada sekelompok pemuda yang nongkrong di pinggir jalan. Beberapa titik yang menjadi perhatian adalah halte depan RS Tentara, kawasan Benteng, dan Pangkalan Ojek Citra.
Isu-isu rawan seperti balapan liar, premanisme, miras, perjudian, hingga potensi konflik sosial berbasis provokasi di media sosial turut menjadi perhatian utama. Masyarakat juga diingatkan akan bahaya berita bohong (hoaks), ujaran kebencian, dan konten bernuansa SARA yang kerap menyebar di grup WhatsApp dan media daring.
“Kami minta warga jangan mudah terpancing emosi atau main hakim sendiri. Jika ada masalah, percayakan kepada polisi. Kami siap bertindak,” tegas Rositah.
Tak hanya itu, para pengendara pun diimbau untuk mengutamakan keselamatan, tidak ugal-ugalan, dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Program Patroli Perintis Presisi ini menjadi wajah nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga mitra dialog dan penjaga ketenangan malam.
“Kota ini milik bersama. Dan malam bukan alasan untuk lalai menjaga Ambon tetap aman,” pungkas Rositah.
