Maluku Tengah, Indolensa — Program Koperasi Merah Putih di Maluku Tengah bukan sekadar gerakan ekonomi, tapi langkah strategis untuk membangun kedaulatan lokal. Hal ini ditegaskan langsung oleh Dr. (Cand.) Yashmin Seiff, inisiator yang juga notaris sekaligus pendamping hukum pembentukan badan koperasi ini.
“Ketika para raja, pemangku adat, dan masyarakat datang ke kantor saya, mereka tidak hanya minta akta. Mereka menyampaikan keluh kesah. Dan dari situlah saya mulai menyusun program pemberdayaan yang nyata,” ujarnya, Senin (21/7/25) di ruang kerjannya.
Koperasi Merah Putih telah berhasil membentuk puluhan badan hukum koperasi resmi, dan kini tengah menanti distribusi bantuan internasional.
“Sudah ada sinyal dari negara sahabat yang akan mengirim bibit lobster dan ikan trafo macan. Tinggal menunggu waktu untuk dieksekusi,” jelasnya.
Yashmin juga menekankan bahwa koperasi ini tidak akan berjalan sendiri. Ia berharap ada kolaborasi erat antara pemerintah daerah, Dinas Kelautan, Dinas Koperasi, dan masyarakat.
“Saya tidak bisa sendirian. Tapi saya percaya, jika ini dilakukan bersama, koperasi-koperasi ini akan jadi tulang punggung ekonomi desa,” tegasnya.
Ia bahkan telah memikirkan langkah selanjutnya: pelatihan budidaya, akses pasar, pengemasan, hingga ekspor.
“Saya ingin Maluku tidak hanya kirim bahan mentah. Tapi produk jadi yang siap masuk pasar global,” ujarnya.
Ia menutup dengan harapan: agar pemerintah terus mendengar suara rakyat kecil.
“Jangan lihat siapa yang bicara, tapi dengar apa yang ia sampaikan. Ini tentang membangun Maluku, bukan untuk saya, tapi untuk anak cucu kita,” pungkasnya.
