Batu Merah Jadi Pelopor Koperasi Merah Putih di Ambon: Siap Distribusi Pangan dan Dorong Ekonomi Warga

Ambon, Indolensa – Negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, mencatatkan diri sebagai pelopor pembentukan Koperasi Merah Putih pertama di Kota Ambon, dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang percepatan pembentukan koperasi desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.

Program nasional yang ditargetkan membentuk 80.000 koperasi ini, menjadi langkah strategis Presiden RI Prabowo Subianto dalam mendorong transformasi ekonomi berbasis komunitas. Negeri Batu Merah pun tak ingin tertinggal dalam momen bersejarah ini.

“Koperasi kami telah mengantongi SK Kemenkumham, akta notaris, NPWP, hingga rekening bank. Semua dokumen sudah siap untuk menyambut pencairan dana program dari Kementerian Koperasi pada November mendatang,” ungkap Sekretaris Negeri Batu Merah, Arlis Lisaholet, saat ditemui awak media, Kamis (10/7/2025).

Dalam rancangannya, Koperasi Merah Putih Negeri Batu Merah akan fokus pada distribusi bahan pangan pokok, bekerja sama langsung dengan Bulog. Komoditas seperti beras, gula, dan minyak goreng akan disalurkan koperasi kepada pengecer lokal, terutama di kawasan Pasar Batu Merah, yang menjadi pusat aktivitas ekonomi warga setempat.

“Mayoritas warga Batu Merah adalah pedagang. Maka koperasi ini hadir untuk menjadi mitra distribusi yang stabil dan terjangkau bagi mereka,” jelas Lisaholet.

Selain itu, koperasi juga akan membentuk unit simpan pinjam yang memberi akses permodalan ringan kepada pedagang, dengan sistem iuran pokok dan wajib sebagai dasar partisipasi anggota.

Menjawab tantangan transparansi yang kerap membayangi pengelolaan lembaga ekonomi lokal, Lisaholet menegaskan bahwa koperasi akan menerapkan sistem pelaporan berbasis aplikasi, dengan evaluasi dan laporan keuangan disampaikan dalam rapat akhir tahun, sesuai ketentuan yang berlaku.

Yang menarik, ia menekankan bahwa koperasi ini bukan pesaing BUMDes, melainkan mitra kerja yang saling menopang.

“BUMDes itu ibarat kakak, koperasi sebagai adik. Kolaborasi ini penting agar pembangunan ekonomi masyarakat berjalan beriringan,” tuturnya.

Meski program ini masih tergolong baru, Lisaholet mengakui bahwa mekanisme penganggaran modal koperasi dari pusat masih belum jelas, dan saat ini hanya tersedia alokasi 3% dari dana operasional negeri untuk mendukung aktivitas awal.

Namun, Pemerintah Negeri Batu Merah tetap optimis koperasi ini akan membawa dampak nyata bagi masyarakat.

“Kami ingin jadikan koperasi ini sebagai model percontohan. Bukan hanya sekadar memenuhi Inpres, tapi benar-benar menjadi instrumen ekonomi kerakyatan yang menjawab kebutuhan masyarakat secara langsung,” tegasnya.