Leihitu, Indolensa – Tradisi tahunan Pukul Sapu Lidi yang digelar di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, kembali memukau ribuan warga serta wisatawan domestik maupun mancanegara pada Senin, 7 April 2025.
Di tengah semarak budaya yang sarat nilai historis ini, peran aparat keamanan menjadi sorotan penting, terutama dengan kehadiran dan dukungan penuh dari Komandan Kodim 1504/Ambon, Kolonel Inf Leo Octavianus MS, S.Sos., M.I.Pol.
Yang tak kalah menarik, Dandim 1504/Ambon turut hadir langsung menyaksikan atraksi budaya tersebut didampingi oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVII Dim 1504, Ny. Yati Leo Sinaga.
Kolonel Leo bersama 140 personel TNI turun langsung ke lapangan guna mendukung pengamanan kegiatan yang telah menjadi warisan leluhur masyarakat Morella dan Mamala. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa kehadiran TNI bukan sekadar menjaga keamanan, melainkan juga bagian dari komitmen aktif dalam melestarikan budaya bangsa.
“Tradisi ini adalah bagian dari identitas dan sejarah bangsa kita. TNI dan Polri bersinergi untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan adat berjalan aman, tertib, dan lancar. Kami ingin budaya luhur seperti ini terus hidup dan tidak ternoda oleh gangguan keamanan,” tegas Kolonel Leo.
Sebanyak 140 personel TNI bersama sekitar 680 aparat Polri dikerahkan di berbagai titik strategis untuk mengamankan jalannya pesta budaya yang rutin digelar setiap 7 Syawal. Acara dimulai dengan prosesi adat serta pertunjukan tarian tradisional seperti cakalele dan bambu gila yang mengandung nilai spiritual tinggi.
Puncak perayaan ditandai dengan atraksi saling mencambuk menggunakan sapu lidi dari pohon enau oleh para pemuda Morella, menggambarkan semangat juang para leluhur dalam Perang Kapahaha (1637–1646) melawan penjajahan Belanda. Tradisi ini merefleksikan simbol perlawanan, keberanian, serta jalinan persaudaraan antar keturunan pejuang dari berbagai wilayah di Maluku, Sulawesi, hingga Jawa.
Kolonel Leo juga mengapresiasi kekompakan masyarakat adat, tokoh agama, dan pemuda yang tetap menjaga nilai-nilai tradisi di tengah arus modernisasi.
“Kami di TNI sangat menghargai dan mendukung pelestarian budaya lokal. Lewat pengamanan ini, kami ingin masyarakat merasa aman dan nyaman dalam mengekspresikan jati diri mereka. Budaya adalah benteng terakhir bangsa,” pungkasnya.
Dengan dukungan penuh dari TNI dan Polri serta antusiasme masyarakat, tradisi Pukul Sapu Lidi tahun ini berlangsung tertib dan tanpa insiden. Ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan selaras dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya keamanan, jika seluruh elemen masyarakat bersatu menjaga warisan leluhur untuk generasi mendatang.