GRESIK, – Ibu Negara Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ibu Nyai Sinta Nuriyah Wahid, menggelar acara sahur keliling bersama kaum dhuafa di Pondok Pesantren (Ponpes) Internasional modern AL ILLIYIN, Desa Sumber Waru, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Minggu (16/3/2025) Sekira pukul 01.00 WIB dini hari.
Sejak 25 Tahun yang lalu, tepatnya di Tahun 2000 Bu Nyai Shinta Nuriyah Wahid melakukan aktifitas Sahur Keliling untuk merawat kerukunan dan keberagaman antar bangsa, melalui pengenalan Sahur Keliling sebagai sarana menempa ketakwaan, sekaligus mempertajam pengertian tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda rutin yang telah berlangsung selama 25 tahun sebagai bentuk solidaritas sosial dan kebersamaan lintas masyarakat.
Setelah melakukan registrasi kehadiran, acara dibuka secara resmi dengan susunan kegiatan yakni :
• Macapat oleh Bapak Naen Suryono. S.H, M.H. dari penghayat kepercayaan sapta darma sekitar pukul 01.30-01.45 WIB.
• Menyanyikan lagu Damai bersamamu, Indonesia raya, dan lagu Perdamaian oleh Paduan suara oleh (GKJW) Gereja Kristen Jawi Wetan dari Menganti. Sekitar pukul 01.45-01.55 WIB.
• Pertunjukan Pencak silat oleh Santri/Santriwati PP Internasional modern Al Illiyin. Sekitar pukul 01.55-02.05 WIB.
• Rebana dan tari Sangkuriang oleh Fatayat NU dan Muslimat NU, serta santri/santriwati PP Internasional modern Al Illiyin. Sekitar pukul 02.05-02.25 WIB.
• Penyerahan santunan dhuafa kepada BAZNAS Gresik. Sekitar pukul 02.25-02.40 WIB.
Acara lalu dilanjutkan dengan penyambutan Ibu Sinta Wahid dengan menampilkan Hadrah banjari “Jazbro” dari PP Internasional modern AL ILLIYIN. Lalu dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Qu’ran oleh Ustad Ahmad Wahab Hasbullah.
Lanjut acara penyambutan oleh Kepala Daerah dan perwakilan tuan rumah Ponpes Internasional modern AL ILLIYIN.
Sementara itu Bu Nyai Sinta dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif semua pihak yang hadir.
Malam ini kita berkumpul bukan hanya untuk berbagi santap sahur, tetapi juga merajut silaturahmi sebagai sesama anak bangsa,” ujarnya yang disambut tepuk tangan para undangan.
Nilai yang ingin dihadirkan Ramadhan memiliki keselarasan dengan apa yang telah diwariskan Gus Dur dalam 9 Nilai Utama, diantaranya ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal.
Bulan Ramadan adalah bulan yang suci dan penuh berkah bagi umat Islam. Selama bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga Maghrib. Salah satu tradisi yang sering dilakukan selama bulan Ramadhan adalah mengadakan kegiatan Sahur Keliling.
Sahur adalah makan sebelum fajar saat menjalankan ibadah puasa, khususnya dalam Islam. Ini dilakukan sebelum waktu subuh untuk memberikan energi sepanjang hari puasa hingga berbuka.
Sahur dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak manfaat, baik secara fisik maupun spiritual.
Melalui momentum puasa beliau mengajak untuk menumbuhkan kembali semangat dan kesadaran akan pentingnya hidup bersama secara damai, menghargai, serta menerima setiap perbedaan yang ada.
Karena esensi dari puasa adalah pengendalian diri yang bermuara kepada ketakwaan dan manifestasi dari ketakwaan adalah pengendalian diri melalui perilaku yang menghargai humanisme dan akhlaqul karimah. Tahun 2025 ini, Komunitas Sahur Keliling Bersama Bu Nyai Shinta Nuriyah Wahid akan diselenggarakan di Jawa Timur, salah satunya di Kabupaten Gresik.
Kabupaten Gresik dengan homogenitas masyarakat yang tampak, oleh sebab itu memupuk kerukunan dan perdamaian ini menjadi tugas bersama. Tidak hanya pada saat momentum hari besar keagamaan, namun disetiap aktifitas masyarakat nilai-nilai toleransi harus terus dipupuk.
Dalam rangka memupuk nilai-nilai toleransi tersebut, dimomentum bulan suci Ramadhan, Komunitas Gusdurian Gresik bermaksud menyelenggarakan Sahur Keliling Bersama Bu Nyai Shinta Nuriyah Wahid yang akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Internasional Al Illiyin, Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringinanom. Dengan mengundang dari berbagai latar belakang kelompok, agama, suku, dan kelompok marjinal lainnya.
Dalam tausiyahnya, Ibu Nyai Sinta menegaskan bahwa sahur bersama ini merupakan tradisi tahunan yang bertujuan untuk lebih dekat dengan kaum dhuafa.
“Kami mengajak semua komponen bangsa, tanpa memandang suku atau status, untuk bersama-sama merawat persaudaraan. Perbedaan bukan penghalang, justru kekuatan kita,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan serupa terus dijalankan sebagai wujud nyata kepedulian terhadap kaum dhuafa dan kelompok marginal
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Internasional modern AL ILLIYIN, Abuya Ahmad Yani Illiyin menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Ibu Nyai Sinta Nuriyah. “Kehadiran Ibu Nyai di sini adalah kehormatan besar bagi kami. Semoga acara ini membawa keberkahan dan manfaat bagi semua,” tutur Abuya Yani.
Abuya Yani dalam sambutannya turut menyampaikan apresiasi terhadap acara ini. “Ini contoh nyata bagaimana nilai-nilai Ramadan diwujudkan dalam aksi sosial. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.
Acara tersebut dihadiri sekitar lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari santri, kaum dhuafa, hingga pejabat daerah. Setelah melakukan makan sahur bersama Ibu Nyai Sinta sekitar pukul 03.35-03.45 WIB. Acara lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh jamaah serta dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah.
Tak lupa doa bersama pun di panjatkan oleh semua pihak yang hadir yang dipimpin oleh Kemenag/PCNU/MWCNU, serta foto sesi bersama dengan Ibu Nyai Sinta. { Spr99 }