Ambon, Indolensa – Universitas terbuka Ambon menggelar Media Gathering, dengan Tema : “kolaborasi universitas terbuka Ambon dengan media untuk membangun pendidikan di Maluku”, guna Memperkenalkan Produk dan Program-program unggulan Universitas Terbuka Ambon, yang berlangsung di Kampus Universitas Ambon, jl. Wolter monginsidi, Materi, kota Ambon, Jumat, (07/06/24).
Adapun Rangkaian Acara Kegiatan dimulai dengan senam seha bersama yang diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta yang teridir dari pegawai dan iwak media dari media lokal, maupun nasional. Suasana ceria dan penuh semangat mewarnai sesi senam ini, mencerminkan semangat kebersamaan antara UT Ambon dan para jurnalis.
Setelah senam pagi, acara dilanjutkan dengan serangkaian fun games yang menghibur, salah satunya adalah lomba adu penalti yang menarik perhatian. Para peserta, baik dari pihak UT Ambon maupun media, berkompetisi dengan penuh semangat dalam lomba ini.
Usai fun games, acara berlanjut ke sesi yang paling dinantikan, yakni edukasi pogram program unggulan UT Ambon. Dalam sesi ini, pihak universitas memperkenalkan berbagai inovasi dan program pendidikan yang telah dikembangkan. Program-program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan pendidikan masyarakat Maluku yang semakin berkembang.
Dalam sesi edukasi ini, Direktur Universitas Terbuka (UT) Ambon, Yuli Tirtariandi El Anshori, S.IP., M.AP., menekankan pentingnya pemahaman yang benar mengenai sistem pendidikan yang diterapkan oleh UT.
Ia mengakui bahwa sering kali terdapat kesalahpahaman dalam penulisan berita terkait UT, khususnya mengenai konsep “kelas karyawan” dan sistem pembelajaran jarak jauh.
Untuk itu, Yuli menjelaskan bahwa UT tidak mengenal istilah “kelas karyawan”. Semua mahasiswa, baik yang sudah bekerja maupun yang belum, mengikuti perkuliahan dengan sistem yang sama.
“Di UT, tidak ada perbedaan antara karyawan dan bukan karyawan. Semua mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan fleksibel melalui sistem pembelajaran jarak jauh,” jelas Yuli Tirtariandi dalam keterangannya, Jumat (7/6/24).
“Mahasiswa UT dapat mengakses materi kuliah secara online, tanpa perlu menghadiri kelas secara fisik,” Tambahnya.
Selanjutnya, Yuli juga menjelaskan perbedaan antara pendidikan jarak jauh dan kelas jauh.
“Pendidikan jarak jauh yang diterapkan UT adalah untuk menampung lulusan SLTA yang tidak tertampung di perguruan tinggi negeri serta mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa meninggalkan pekerjaan,” jelasnya.
Sistem ini memungkinkan mahasiswa belajar melalui media audio visual dan bahan ajar cetak, tanpa harus bertemu langsung dengan dosen, kecuali pada pertemuan tatap muka tertentu.
Tulis menjelaskan bahwa kelas jauh, yang melibatkan dosen dari perguruan tinggi konvensional datang ke lokasi mahasiswa, dilarang oleh Kementerian Pendidikan.
“Berbeda dengan kelas jauh yang dilarang, sistem pendidikan jarak jauh UT dirancang agar mahasiswa bisa belajar dari mana saja,” kata Yuli.
Lebih lanjut, Yuli juga menegaskan bahwa biaya pendidikan di UT sangat terjangkau. Biaya masuk hanya sebesar Rp100.000 tanpa tambahan biaya lain seperti uang gedung atau pengembangan institusi.
Ia menambahkan, Mayoritas program studi di UT hanya memerlukan biaya sekitar Rp1.300.000 per semester, sudah termasuk bahan ajar.
“Dengan menabung Rp7.500 per hari, mahasiswa sudah bisa membayar biaya semester,” ujarnya.
Diketahui, UT juga menerima mahasiswa tanpa batasan kuota dan tanpa tes masuk.
“Kami menerima mahasiswa dua kali dalam setahun, sehingga lebih banyak calon mahasiswa dapat melanjutkan pendidikan tanpa harus bersaing ketat,” jelas Yuli.
Ia mengatakan bahwa UT tidak memerlukan gedung besar karena mahasiswa dapat belajar dari mana saja.
Perlu diketahui, Pada tahun 2019, UT mencatatkan prestasi dengan 9.436 lulusan yang lolos seleksi CPNS.
“Diharapkan jumlah ini akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya, menunjukkan bahwa lulusan UT mampu bersaing di dunia kerja,” kata Yuli.
Tak lupa, Yuli mengingatkan wartawan untuk mengacu pada rilis resmi dari UT guna menghindari kesalahan informasi.
“Jika ada keraguan dalam penulisan berita, disarankan untuk mengirimkan draft berita kepada UT untuk direview sebelum dipublikasikan. Hal ini penting agar informasi yang disampaikan kepada publik akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya.
Dengan pemahaman yang sama mengenai sistem pendidikan di UT, diharapkan kerjasama antara UT dan media dapat berjalan lebih baik, memberikan informasi yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat.