GRESIK – Mungkin tidak banyak yang tahu, jika Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memiliki ruas jalan terpendek di Indonesia. Jalan tersebut bernama HOS Cokroaminoto dengan ruas jalan hanya sepanjang 50 meter.
Karena saking pendeknya, jalan ini lalu menjadi ruas jalan terpendek di Indonesia. Terletak di tengah Kota Gresik, ruas jalan terpendek itu berada tepat di Kawasan Bandar Grissee.
Kini, julukan jalan terpendek bakal lebih dikenal luas di kalangan masyarakat. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Gresik menjadikan Jalan HOS Cokroaminoto sebagai salah satu sentra ekonomi kreatif di Kabupaten Gresik.
Pemkab Gresik melalui Disparekrafbudpora menggelar festival Ekonomi Kreatif (Ekraf) di kawasan tersebut. Secara perdana, festival itu dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Sabtu (2/3).
Agar menarik minat masyarakat, festival Ekraf tersebut menghadirkan puluhan tenant yang menyuguhkan kuliner khas Gresik.
Berbagai kulineran khas Gresik mulai bubur roomo, nasi krawu, pudak dan lain sebagainya. Tak disangka, antusias masyarakat begitu luar biasa diawal pembukaan festival Ekraf ini.
Bu Min, sapaan akrab Wabup Gresik tampak terkesima dengan antusiasme masyarakat. Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas support masyarakat yang begitu antusias dengan dibukanya festival Ekraf tersebut.
“Saya meyakini bahwa festival ini bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Apalagi, festival ini mempunyai ciri khas tersendiri yakni menyuguhkan kulineran khas Gresik. Yang mana masyarakat tidak perlu jauh-jauh jika ingin menikmati kuliner khas, di festival Ekraf ini semua tersedia,” kata Bu Min.
Bu Min menyebut, bahwa kawasan Bandar Grissee merupakan salah satu destinasi warisan yang sangat luar biasa. Pemkab Gresik menjadikan kawasan ini sebagai salah satu daya tarik kawasan kota tua di Gresik.
“Bandar Grisse ini adalah ikon kota Gresik yang bernuansa heritage. Maka kita (pemerintah daerah) terus mendorong pembangunan di kawasan ini supaya menjadi daya tarik. Kami berharap masyarakat turut serta menjaga dan melestarikan kawasan ini sebagai kawasan heritage kebanggaan masyarakat Gresik,” pungkasnya.
Bu Min juga menyempatkan diri meninjau stand yang ada. Dirinya berharap, festival ini bakal terus digelar, minimal dua minggu sekali. “Saya lihat antusias masyarakat yang luar biasa, setidaknya dua minggu sekali festival Ekraf ini dapat digelar dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Sehingga ekonomi makin bertumbuh dan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku UMKM,” harapnya.
(SPR 99)