SMA Xaverius Ambon, 3 Tahun Jalankan Kurikulum Merdeka

Maluku, Indolensa – Salah satu program yang sudah diluncurkan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi adalah Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak merupakan upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia yaitu dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, hal ini tentunya diawali dengan SDM yang unggul baik kepala sekolah maupun guru.

Bacaan Lainnya

Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

Untuk itu SMA Xaverius Ambon yang terletak di Provinsi Maluku merupakan salah satu sekolah pengerak yang sudah berhasil menjalankan kurikulum Merdeka itu dari Tahun 2021, Jadi ini sudah 3 tahun berjalan. Kamis, (21/08/23)

SMA Xaverius Ambon telah mengikuti transformasi dalam dunia pendidikan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Wakasek Kurikulum SMA Xaverius Domenika Weridity, menjelaskan Saat proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila.

“Dengan Adanya kurikulum Merdeka Juga dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa-Siswi, para siswa bisa dapat menyadari potensi yang dimiliki mereka, bukan cuma akademik yang dimiliki saja tetapi juga non akademik.” Weridity

Selain itu, Kurikulum Merdeka disebut dengan komunitas belajar. Komunitas belajar ini sangat membantu kami sekali guru-guru dalam berkolaborasi. Kami sesama pengajar saling verbagai ilmu dan pendapat agar tidak ada perbedaan guru baru dan guru lama.

“Kurikulum ini sangat menginspirasi sekali sehingga anak-anak itu tidak merasa bahwa mereka sementara belajar, tapi belajar sambil bermain. Ini merupakan salah satu edukasi.” Tutup Weridity

Pos terkait