Maluku, Indolensa – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku melaksanakan Sosialisasi Keluarga Tangguh Bencana. Kegiatan penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana pemerintah Provinsi Maluku Tahun 2023, yang dilaksanakan di Hotel Manise. Ambon (31/08/23)
Kegiatan ini dibuka oleh Sekda Provinsi Maluku, Ir. Sadali Ie, M.Si,. Dalam sambutan Sekda Maluku ia mengatakan bahwa hal ini merupakan anugerah, jika kita memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan sumber daya alam yang melimpah. Dimana Negeri ini juga kaya akan rempah-rempah. Namun tak bisa kita pungkiri, bahwa bencana terkadang mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat.
“Dapat dikatakan, kondisi seperti ini, bagaikan dua sisi mata uang. Selain memiliki potensi yang luar biasa, di sisi yang lain, wilayah ini pun memiliki karakteristik bencana yang cukup kompleks. Sehingga kita pun rentan terhadap ancaman bencana geologi maupun hidrometeorologi.” Ungkapnya
Selain itu Sadali menyampaikan, dilihat dari trend kejadian bencana di Maluku, Jenis bencana Hidrometeorologi yang paling sering terjadi. Secara khusus di kota Ambon, data Badan Nasional penanggulangan bencana (BNPB) memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1013-2022, bencana tanah longsor yang paling banyak yerjadi. Disusul bencana banjir pada posisi kedua.
Menurut sadali Hal ini memberikan gambaran bagi kita semua, bahwa bencana adalah ancaman yang nyata. Mengutip pernyataan mantan kepala BNPB, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo: “Perang itu mungkin, Namun bencana itu pasti”. Tuturnya
“Kesimpulannya bahwa orang dapat selamat dari bencana, harus dimulai dari kesiapsiagaan diri sendiri, keluarga, dan komunitas. Itu artinya, perlu ada upaya peningkatan kapasitas diri, keluarga dan komunitas dalam menghadapi bencana.”
Pada kesempatan yang sama, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Maluku, John Hursepuny, AP., M.Si, menyampaikan informasi penting bahwa kegiatan yang sedang berlangsung adalah sosialisasi keluarga tangguh bencana.
“Sosialisasi tangguh bencana ini merupakan bagian dari tujuan kita, untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana,” ujar John Hursepuny.
John menguraikan bahwa, dalam menilai indeks risiko bencana, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan: ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Dalam hal ini, ancaman dan kerentanan cenderung bersifat statis, sementara kapasitas memiliki peran krusial dalam mengurangi dampak dari akibat bencana.
Perlu di ketahui kegiatan ini dihadiri oleh TIM Penggerak PKK Provinsi Maluku 4 orang, TIM Penggerak PKK kota Ambon 3 orang, Organisasi Perempuan yang berasal dari TP PKK Provinsi Maluku sebanyak 4 orang, Dharma Wanita Persatuan Provinsi Maluku 4 orang, Persit Kartika Chandra Kirana 4 orang, Pengurus Daerah XVI/ Pattimura, Bayangkhari Pengurus Daerah Maluku 4 orang, Persit Kartika Chandra Kirana Korem 151 4 orang, Korcab Daerah IX Jalasenatri Armada III 4 orang, Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Wilayah Maluku 4 orang, PIA Ardhya Garini Cabang 7/ D. III Lanud Pattimura Ambon 4 orang, Dharma Wanita Persatuan Kota Ambon 3 orang, Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVII Kodim 1504 sebanyak 3 orang, Bayangkhari Pengurus Daerah Kota Ambon 3 orang, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Kota Ambon 3 orang, serta Pelaksana BPBD Kota Ambon dan Peserta Sosialisasi 41 peserta.