Mengevaluasi Minat Baca Kita

Kurangnya minat membaca kita, dalam makna “kita” sebagai rakyat Indonesia secara keseluruhan, pada masa kini tampak dipengaruhi oleh perkembangan produk teknologi yang semakin cepat dan mempermudahkan dalam segala aktifitas. Hal ini membuat kita dengan sangat mudah mendapatkan informasi hanya dengan mengetik dikolom pencarian google tanpa harus membuka-buka buku. Kemudahan ini juga mengurangi tingkat keseriusan kita untuk menggali lebih dalam tentang suatu informasi tanpa ditunjang dengan sumber-sumber yang kuat.

Selain itu kebiasaan kita yang cenderung terdistraksi (terkecoh) dengan hiburan yang ditawarkan oleh teknologi masa kini menyebabkan minat membaca kita menurun. Seperti yang kerap kita jumpai anak-anak muda bahkan para orang dewasa lebih sering melihat dan mengikuti konten-konten yang ada di Tiktok dan aplikasi serupa, terlebih yang kita tahu konten-konten yang ada dalam aplikasi tersebut sarat akan hoak dan berita palsu yang tidak jelas kebenaranya.

Bacaan Lainnya

Kondisi yang demikian dapat menarik perhatian kita bersama bagaimana cara untuk mengembalikan minat membaca yang kian menurun dan menyebabkan nalar berpikir kita menjadi rendah, cenderung memilih yang instan dan terkadang tak awas diri terhadadap dampak perbuatan di masa depan. Dengan maraknya konten yang berberkembang pada masa kini yang sedikit lebih banyaknya mengandung konten diliuar nalar yang dulunya dianggap sebagai hal yang mustahil untuk dibuka kehadapan publik, sekarang malah menjadi hal yang lumrah dan diikuti oleh anak-anak bahkan oleh para orang tua yang mencari hiburan.

Seiring perkembangan tren yang berkembang pada masa kini yang tentunya sangat bervariasi dari berbagai bidang dan dapat dilkukan dengan mudah menjadikan minat membaca menjadi bidang yang sudah mulai ditinggalkan olah generasi masa kini. Hal inilah menjadi pekerjaan rumah bersama sebagai rakyat Indonesia untuk memulai membudayakan dan membiasakan kembali aktivitas membaca. Kebiasaan membaca dapat dipengaruhi oleh lingkungan seseorang tidak hanya dilatih tetapi juga dibiasakan sejak dini mungkin. Mulai dari lingkungan keluarga, pertemanan, dan juga masyarakat sosial. Dengan dilatih dan dibiasakan tidak hanya pada anak-anak tetapi juga remaja dan juga para orang tua.
Seperti yang dikatakan Ryu Hasan dalam bincang-bincang dengan Gita Wirjawan. Gita menyatakan “Membudayakan membaca buku, saya lebih senang menggunakan kata membiasakan. Karena segala sesuatu itu perlu dibiasakan. Kalau kita ingin masyarakat kita lebih membaca buku, kita harus membiasakan. Dan membiasakan itu bukan hanya dinasehati, tetapi dilatih. Latihan itu lebih penting dari pada dinasehati”.

Kebiasaan membaca tidak hanya sekedar kaku seperti harus membaca buku tetapi bisa juga berupa bahan bacaan lain seperti berita, artikel, buku bergambar dan bahkan seperti pada museum pun terdapat bahan bacaan yang dapat menambah wawasan pembacanya. Tentunya porsi dan rutinitas kesibukan dari masing-masing kita berbeda-beda namun dengan dilatih dan dibiasakan sejak dini. Setidaknya setiap orang pasti bisa paling tidak menyisihkan waktu 15 menit sebelum tidur untuk membaca.

Menyikapi persoalan ini Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) pun turut mengeluarkan produk perpustakaan digital yaitu iPusnas. Dalam aplikasi pustaka digital ini memuat banyak buku dan majalah yang dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Selain Perpusnas yang mengeluarkan produk digital, banyak pula aplikasi digital yang menyediakan informasi dan bacaan yang dapat diakses dengan mudah. Semoga dengan kemudahan ini dapat meningkatkan minat baca serta keterampilan literasi kita. Tentunya dalam proses membaca tidak hanya sekedar membaca tulisan tetapi juga harus dibarengi dengan pemahaman akan bacaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan nalar berfikir kita.

Dengan meningkatnya minat membaca dan literasi ini semoga kita dapat menjadi generasi yang cerdas dan bijaksana dalam menyikapi pola-pola permasalahan hidup yang dijalani dan tidak mudah terkecoh dengan trend-trend yang kurang bermanfaat yang menbawa diri kedalam hal-hal yang sia-sia. Tentunya dengan pengetahuan serta wawasan yang luas kita mampu melihat peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Dan kebali lagi kepada kita apakah kita mau membudayakan dan membiasakan membaca?

Pos terkait