Kedekatan Erick Thohir dengan Prabowo Subianto akhir-akhir ini secara tidak langsung menuai spekulasi politik publik terkait siapa calon wakil presiden (cawapres) yang direstui Jokowi untuk Prabowo Subianto, bahkan juga untuk Ganjar Pranowo. Di saat dinamika semakin panas yang melanda bakal cawapres sekaligus ketua umum partai yang dibayangi kasus hukum dan “kudeta”, justru Erick Thohir tampil semakin mesra dengan bakal calon presiden. Tentu, Erick Thohir dalam perjalanan politiknya dalam kabinet Jokowi, ia tampak masih terus tegak lurus atas perintah Jokowi, sehingga Erick Thohir dalam keterangan persnya menyebutkan bahwa ia akan bersedia menjadi cawapres pada pilpres 2024 ketika mendapat restu Jokowi.
Tidak bisa dipungkiri memang politik cawe-cawe Jokowi bukan sebatas retorika, tetapi justru semakin kental praktiknya ketika mencermati berbagai operasi politik yang melanda beberapa petinggi partai politik besar saat ini. Adanya kesan istana ikut terlibat beroperasi dalam mengendalikan arah partai politik tertentu barangkali bukan lagi sesuatu yang rahasia. Termasuk ketika menyebut nama Erick Thohir sebagai cawapres juga bagian dari skema politik Jokowi.
Percaya atau tidak, barangkali Erick Thohir merupakan menteri yang sering ditunjuk oleh presiden Jokowi dalam memberikan sinyal politik tertentu, terutama dalam mengakomodir kepentingan politik Jokowi dalam memberi citra positif dalam agenda pemerintahan. Politik karpet merah hampir dipastikan diperoleh oleh Erick Thohir dari Jokowi. Dalam kacamata politik inilah tidak ada yang meragukan bahwa Erick Thohir bukan bagian dari kaki tangan politik Jokowi.
Meskipun PAN sebagai pengusung Erick Thohir sikap politiknya masih membuka diri untuk Erick dipasangkan dengan Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. Dalam konteks ini lagi-lagi PAN tampak masih mengincar dua peluang tersebut asalkan Erick Thohir jadi cawapres. Terkait masih adanya kesan jika mendampingi Prabowo Subianto, Erick Thohir mesti mendapat restu dari PKB. Demikian halnya untuk dapat berpasangan dengan Ganjar Pranowo, Erick Thohir mesti mendapat restu dari PDI-P. Tentunya semua restu-restu ini tidak lepas dari arah mata angin politik cawe-cawe Jokowi pada kedua calon presiden, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Jadi, nasib politik Erick Thohir untuk menjadi cawapres bukan saja berada di PAN, tetapi juga telah terlihat dari cara gelagat politik Jokowi dalam memanggungkan Erick Thohir dengan Prabowo Subianto akhir-akhir ini. Seandainya jika benar Erick Thohir dipersiapkan oleh Jokowi untuk menjadi cawapres, apakah itu untuk Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, maka kita secara tidak langsung akan dapat melihat bagai mana potret dan spirit kepemimpinan nasional ke depan. Misalnya, ketika jadi Prabowo-Erick, maka tidak ada keraguan lagi untuk tidak melanjutkan egenda politik pembangunan yang telah ditorehkan oleh Presiden Jokowi.
Hal yang sama juga berlaku ketika jadi Ganjar-Erick, namun demikian tampaknya jalan tempuh Erick Thohir untuk berdampingan dengan Ganjar tak sebesar peluang berdampingan dengan Prabowo Subianto. Terlepas dari prediktif politik terkait bacaan gerbang politik Erick Thohir sebagai cawapres ini, posisi Erick Thohir kini tampak masih fokus melaksanakan tanggungjawabnya di BUMN dan PSSI tanpa luput mengincar posisi cawapres di pilpres 2024.
Dalam posisi Erick Thohir sedemikianlah sejatinya para pendukung atau organ politik Erick Thohir for cawapres 2024 tidak boleh lengah mengambil peran. Seiring meningginya elektabilitas Erick Thohir dari semua cawapres yang potensial, para pendukung Erick Thohir mesti terus berkerja secara massif dalam menggalang kekuatan dari semua kalangan, terutama dari kalangan generasi muda (Y-Z). Sebab, dalam hal penggalangan kekuatan politik dari kalangan elite politik dan korporat, tentu Erick Thohir sudah memulainya.
Akhirnya, saat ini Erick Thohir dianggap seperti sedang berada di posisi “di atas awan” sebagai cawapres 2024, hal ini terjadi bukan saja di belakang Erick Thohir ada peran dominan dari Presiden Jokowi, melainkan juga pada diri Erick Thohir juga terdapat kekuatan politik kompromi yang begitu kuat dalam membentung dan menyatukan berbagai hal yang dapat dianggap berbenturan. Terlebih pilpres 2024 tidak ingin lagi mengulangi perpecahan yang tidak berarti layaknya peristiwa pilpres 2019. Atas semangat persatuan dan kesatuan inilah yang menjadikan publik menduga-duga bahwa pasangan Prabowo-Erick kemungkinn besar adalah pasangan ideal dalam gelanggang pilpres 2024.